5 Hal yang Wajib Diperhatikan Orangtua saat anak mau di Khitan
Assalamualaikum wr.wb
Khitan, sunat, atau sirkumsisi pada dasarnya adalah pemotongan sebagian dari preputium (kulit yang menutupi penis) sehingga keseluruhan glans penis menjadi terlihat.
Tindakan ini biasa dilakukan pada usia anak-anak menjelang akil balig pada umat Islam. Namun, tak jarang juga orangtua yang mengajak Putranya untuk dikhitan sejak usia balita.
Sebelum mengkhitan anak, ada baiknya Orangtua memperhatikan 5 hal yang ini. Apa saja?
1. Manfaat sunat
Bagi anak yang sudah melakukan sirkumsisi atau sunat, tentu banyak manfaat yang didapatkan. Sunat bisa menurunkan risiko terjadinya infeksi pada saluran kemih, juga dapat menjaga terjadinya balanitis dan balanopostitis. Sirkumsisi atau khitan juga dapat mencegah terjadinya fimosis dan paraphimosis, yaitu kondisi dimana kulup tidak bisa ditarik kembali dan terjebak di sekitar ujung penis.
Bagi anak yang sudah melakukan sirkumsisi atau sunat, tentu banyak manfaat yang didapatkan. Sunat bisa menurunkan risiko terjadinya infeksi pada saluran kemih, juga dapat menjaga terjadinya balanitis dan balanopostitis. Sirkumsisi atau khitan juga dapat mencegah terjadinya fimosis dan paraphimosis, yaitu kondisi dimana kulup tidak bisa ditarik kembali dan terjebak di sekitar ujung penis.
2. Teknik sirkumsisi
Saat ini tepah banyak Metode yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan Sirkumsisi atau khitan. Diantaranya dengan Metode sirkumsisi yang biasa dilakukan, yaitu secara konvensional. Metode ini telah banyak digunakan dokter atau klinik layanan Khitan, metode konvensional adalah dengan cara memotong kulit atau kulup yang menutupi glans penis, kemudian menjahitnya. Kemudian metode yang populer saat ini ialah metode smart clamp. Metode Smat Clamp adalah metode menghentikan aliran darah ke preputium sehingga preputium akan mengalami kematian dan terlepas sendiri.
Saat ini tepah banyak Metode yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan Sirkumsisi atau khitan. Diantaranya dengan Metode sirkumsisi yang biasa dilakukan, yaitu secara konvensional. Metode ini telah banyak digunakan dokter atau klinik layanan Khitan, metode konvensional adalah dengan cara memotong kulit atau kulup yang menutupi glans penis, kemudian menjahitnya. Kemudian metode yang populer saat ini ialah metode smart clamp. Metode Smat Clamp adalah metode menghentikan aliran darah ke preputium sehingga preputium akan mengalami kematian dan terlepas sendiri.
Kekurangan dari metode ini adalah pengerjaannya membutuhkan waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan metode konvensional.
Sebelum melakukan tindakan sirkumsisi atau Khitan, anak akan diberikan anestesi lokal, sedangkan pada tindakan sirkumsisi atau Khitan yang dilakukan saat bayi dan balita, biasanya diberikan anestesi umum, agar memudahkan dokter untuk melakukan tindakan.
3. Pasien yang tidak boleh sunat
Pasien yang memiliki kondisi medis tertentu tidak dapat melakukan tindakan sirkumsisi atau khitan, karena dapat berisiko terjadinya komplikasi. Beberapa kondisi medis tertentu tersebut seperti adanya hipospadia di muara uretra yang terletak tidak pada ujung penis, tetapi pada bagian ventral penis. Hipospadia adalah kondisi di mana pasien seakan-akan telah disunat dari dalam kandungan atau yang sering dikatakan orang awam telah di sunat Jin. Selain itu, ketika pasien memiliki epispadia, berkebalikan letaknya dengan hipospadia, yaitu di bagian dorsal penis, dengan gejala yang sama.
Pasien yang memiliki kondisi medis tertentu tidak dapat melakukan tindakan sirkumsisi atau khitan, karena dapat berisiko terjadinya komplikasi. Beberapa kondisi medis tertentu tersebut seperti adanya hipospadia di muara uretra yang terletak tidak pada ujung penis, tetapi pada bagian ventral penis. Hipospadia adalah kondisi di mana pasien seakan-akan telah disunat dari dalam kandungan atau yang sering dikatakan orang awam telah di sunat Jin. Selain itu, ketika pasien memiliki epispadia, berkebalikan letaknya dengan hipospadia, yaitu di bagian dorsal penis, dengan gejala yang sama.
Pasien dengan kondisi ini juga tidak dapat melakukan tindakan sirkumsisi atau khitan apabila memiliki kelainan pembekuan darah, sepertihemofilia dan anemia aplastik.
Maka dari itu, ada baiknya tindakan sirkumsisi atau khitan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersama dengan dokter spesialis bedah umum atau dokter spesialis bedah anak, agar apabila ditemukan adanya kelainan organ atau kondisi medis tertentu, dokter dapat memberikan penjelasan dan penanganan yang lebih tepat.
4. Usia terbaik untuk sunat
Jika kita lihat dari sisi medis, maka tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur sirkumsisi atau khitan. Apabila tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, sirkumsisi atau khitan bisa dilakukan kapan saja. Saat ini semakin banyak orangtua yang tak segan membawa anaknya untuk dikhitan di usia dini. Alasannya, selain karena adanya indikasi medis, juga untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
Jika kita lihat dari sisi medis, maka tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur sirkumsisi atau khitan. Apabila tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, sirkumsisi atau khitan bisa dilakukan kapan saja. Saat ini semakin banyak orangtua yang tak segan membawa anaknya untuk dikhitan di usia dini. Alasannya, selain karena adanya indikasi medis, juga untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
Manfaat yang didapat dengan sirkumsisi yang dilakukan ketika anak usia bayi dan balita tidak akan berbeda jauh dengan tindakan sirkumsisi yang dilakukan ketika anak usia sekolah.
Perbedanya penggunaan bius bisa lebih sedikit. Lalu, ketika usia bayi, bayi belum terlalu banyak bergerak, sehingga proses penyembuhan pun bisa lebih cepat. Resiko khitan saat bayi, usia balita, hingga usia sekolah juga relatif sama.
5. Edukasi setelah tindakan sunat
Setelah tindakan sirkumsisi, pada umunya anak akan mengalami beberapa reaksi jangka pendek yang tidak membahayakan. Oleh karena itu, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Reaksi tersebut antara lain seperti rasa ngilu pada kepala penis yang baru dikhitan.
Hal tersebut adalah wajar dan bisa terjadi karena kepala penis menjadi lebih sensitif terhadap sentuhan atau kontak dengan celana dalam. Rasa ngilu akan berangsur-angsur berkurang dalam kurun waktu dua sampai empat minggu.
Pasien disarankan untuk menggunakan celana dalam yang lebih longgar atau celana dalam khusus sunat. Setelah selesai buang air kecil juga jangan lupa selalu bersihkan sisa air dengan tisu atau kasa pada tiga hari pertama selesai sirkumsisi atau khitan.
Selanjutnya, diharapkan pada seminggu awal sirkumsisi ada baiknya anak mengurangi aktivitas naik sepeda, naik motor, atau menunggang kuda untuk mengurangi gesekan antara luka sirkumsisi dengan sadel.
Itulah 5 hal yang wajib diperhatikan orangtua saat ingin mengkhitan Putra tercintanya.
Untuk penanganan Khitan yang di lakukan oleh dokter Profesional di bidang Khitan anda mungkin bisa memilih Superhero Sunat sebagai pilihan yang tepat.
Komentar
Posting Komentar